Strategi Akselerasi Turunkan Angka Stunting di Nagari Aia Luo, melalui Inovasi Galeh Santiang

By Pemerintah Daerah Kabupaten Solok 21 Agu 2021, 08:23:11 WIB Kesehatan
Strategi Akselerasi Turunkan Angka Stunting di Nagari Aia Luo, melalui Inovasi Galeh Santiang

(Arosuka)- Kominfo. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting menjadi salah satu faktor penyebab tinggi anak terhambat, sehingga lebih pendek dibanding anak-anak seusianya. Saat ini persoalan stunting mendapat perhatian yang cukup serius dari pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena banyaknya ditemukan anak yang tumbuh kembangnya tidak sesuai dengan usianya. Presiden Joko Widodo telah menargetkan pada tahun 2024 mendatang, angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 %.



Baca Lainnya :

Kabupaten Solok juga merupakan salah satu daerah prioritas penanganan stunting yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Oleh karenanya pemerintah daerah, terus berupaya mendukung program pusat dalam rangka penurunan prevalensi stunting ini bahkan sampai ke tingkat nagari. Salah satunya adalah Nagari Aia Luo Kecamatan Payung Sekaki. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah melalui “Launching Pos Gizi Cinta Sehat dalam Rangka Strategi Akselerasi Penurunan Stunting melalui Budaya Pangan Lokal dengan Inovasi Galeh Santiang”. Kegiatan ini dibuka secara resmi yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Solok Ny. Emiko Epyardi, di Kantor Wali Nagari Aia Luo, Kamis (20/08/21).

 Maila BA selaku Walinagari Aia Luo dalam laporannya menyampaikan saat ini Nagari Aia Luo memiliki jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 1.106 jiwa. Terkait persoalan penanganan stunting Pemerintah Nagari Aia Luo berupa membudayakan pangan lokal dengan inovasi “Galeh Santiang”. Selain itu Ia juga menjelaskan di Tahun 2021 ini sudah menganggarkan dana sebanyak Rp. 337 Juta untuk air bersih. Ia juga berharap pemerintah daerah dapat membantu pengaspalan jalan nagari yang belum selesai lebih kurang sepanjang 3 Km, dan kalau memungkinkan Ia juga meminta bantuan di sektor perumahan sebanyak 41 buah rumah.

Sementara itu Ny. Emiko Epyardi mengatakan permasalahan stunting yang masih belum terselesaikan baik secara nasional, maupun di tingkat kabupaten memerlukan upaya penanganan secara bersama. Salah satunya peran puskesmas yang sangat strategis dalam upaya penanganan stunting. Puskesmas Sirukam telah melahirkan inovasi dengan membuat pos gizi sebagai wadah penanganan dan pencegahan stunting, dimana bentuk kegiatannya adalah memberikan makanan untuk balita wasting dan stunting, dengan menerapkan pedoman gizi seimbang melalui pemanfaatan pangan lokal (PSG-PL). Program inovasi ini dinamai “Galeh Santiang” (gerakan keluarga hebat atasi stunting). “Saya memberikan apresiasi dan sangat mendukung kegiatan yang inovatif ini, serta menghimbau kepada ibu TP-PKK kecamatan dan nagari, agar berperan aktif dan mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan pekarangan dengan pangan lokal, sehingga dapat membantu pemenuhan asupan zat gizi bagi keluarga” ujar Ny. Emiko Epyardi. Lebih lanjut Ny. Emiko berharap dengan adanya pos gizi ini, upaya penanganan stunting bisa lebih maksimal lagi, tentunya dengan keterlibatan dan dukungan lintas sektor terkait. Turut menghadiri acara Kepala Dinas Kesehatan dr. Maryeti Marwazi, Camat Payung Sekaki Drs. Irwan Effendy, Ketua TP-PKK Kecamatan Ny. Rina Irwan Effendy beserta jajaran, dan Walinagari Aia Luo Maila BA.(kom/hum)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment