Nagari Paninggahan menjadi Role Model Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Solok

By Pemerintah Daerah Kabupaten Solok 01 Nov 2019, 12:54:55 WIB Kesehatan
Nagari Paninggahan menjadi Role Model Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Solok

Keterangan Gambar : Nagari Paninggahan menjadi Role Model Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Solok


 

           (Arosuka)-Kominfo. Bupati Solok H. Gusmal, SE, MM didampingi oleh Ny. Desnadefi Gusmal, SH membuka secara resmi acara Launching Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kabupaten Solok bertempat di Kantor Camat Junjung Sirih, Minggu (24/10). Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Solok dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Sumatera Barat Tahun 2019. Turut hadir Anggota DPD RI wilayah pemilihan Sumatera Barat Emma Yohana, Sekretaris Umum ICMI Sumbar Prof Ganefri, Ph.D, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Syafwan, SKM, M.Kes, Kepala Badan POM Propinsi Sumatera Barat Martin, Ketua DPRD Kabupaten Solok Jon F Pandu, Kepala Dinas Kabupaten Solok dr.Maryeti Marwazi, Mars, Kepala DPMN Si Is, Camat Junjung Sirih Herman SH, S.Sos, para Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Solok, serta seluruh dokter ahli dan profesi baik dari POGI, PERSAGI, IDAI, GIZI.

Baca Lainnya :

Pukul Gendang sebagai tanda di Launchingya Kegiatan Pencegahan Stunting

Dalam laporannya H. Yosrizal, S.Ag selaku Wali Nagari Paninggahan menyebutkan, bahwa Nagari Paninggahan merupakan nagari yang terletak paling utara di Kabupaten Solok, yang terdiri dari 6 Jorong dengan jumlah penduduk lebih kurang 12.641 jiwa. Nagari Paninggahan memiliki Sekolah Dasar sebanyak 13 Sekolah, 3 SMP, 2 SMA Sederajat, 6 TK/Paud,  1 Puskesmas dengan fasilitas rawat inap, serta 13 Mesjid. Yosrizal juga menyebutkan bahwa, saat ini Nagari Paninggahan menjadi lokus stunting dengan jumlah kasus sebanyak 154 anak, yang tersebar pada seluruh jorong.  “Pada awalnya kami merasakan tidak menerima dan malu sebagai nagari mempunyai kasus stunting, tetapi pada hari ini kami merasakan bersyukur karena dengan kondisi ini, semua mata terbuka untuk melihat akar persoalan yang sebenarnya dan bersama-sama mencarikan solusi pencegahan stunting”, ungkap Yosrizal mengakhiri sambutannya.

Syafwan, SKM, M.Kes diawal sambutannya menjelaskan, berdasarkan riset kesehatan dasar, pada tahun 2018 lalu, di Sumatera Barat telah di tetapkan 2 daerah sebagai lokus penanganan stunting yaitu Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, dan pada tahun 2019 ini ditetapkan Kabupaten Solok sebagai lokus stunting. Syahwan juga menyebutkan, penurunan stunting memerlukan intervensi terpadu, yang mencakup intervensi gizi spesifik, merupakan kegiatan yang langsung mengatasi masalah stunting seperti asupan makan, inveksi penyakit menular, status gizi ibu dan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh sektor kesehatan. Diakhir sambutannya Bupati berharap dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ini, dapat memberikan informasi-informasi dan faktor resiko, terkait dengan kejadian stunting di Nagari Paninggahan.

 

Prof Ganefri, Ph.D diawal sambutannya menyebutkan, ICMI Sumatera Barat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Propinsi, Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan ( POGI, IDAI, PDGI, PERSAGI). BPOM Padang, menggagas sebuah model pencegahan dan penanggulangan stunting yang dipusatkan di Nagari Paninggahan. Kegiatan ini  akan dilaksanakan selama 2 hari,  pada tanggal 23 sampai dengan  24 oktober 2019 mendatang.

Pada kegiatan ini akan dilaksanakan sosialisasi bagi generasi muda mengenai stunting. Diakhir sambutannya Ganefri juga menyampaikan, untuk penanganan masalah stunting tidak dilaksanakan secara massal, akan tetapi mencari akar masalah perindividu, serta berharap dengan pelaksanaan kegiatan ini, dapat menjadikan Nagari Paninggahan sebagai daerah percontohan dalam menangani masalah stunting.

“Saya atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada ICMI Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat yang telah memilih Kabupaten Solok sebagai model penanganan stunting secara terpadu dan terintegrasi”, ungkap Bupati diawal sambutannya. Lebih lanjut Bupati menjelaskan faktor penyebab stunting bukan hanya soal gizi tetapi juga soal pola asuh yang tidak memadai, air bersih, jamban keluarga, pendidikan, kesetaraan gender, kebersihan lingkungan, serta faktor pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia lainnya harus menjadi bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan global dan nasional. Bupati juga menyampaikan Pemerintah Kabupaten Solok sepenuhnya mendukung program pemerintah dalam rangka pencanangan model penanganan stunting. Hal ini ditunjukan dengan alokasi anggaran dan program SKPD terkait dan Pemerintah Nagari melalui dana desa, serta menjadikan model penanganan stunting dengan ICMI ini sebagai model penanganan stunting program prioritas Pemerintah Kabupaten Solok, dan akan  disampaikan ke Pemerintah Pusat agar dapat menjadi role model di tingkat nasional. (admin)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment