- Bupati Solok Jon Firman Pandu Dan Anggota DPR RI Andre Rosiade Resmikan BTS Telkomsel di Nagari Pasilihan dan Nagari Katialo
- Dorong Program Integrated Farming, Wakil Bupati Solok Tinjau Perkebunan Kopi Ulu Rimbo Paninggahan
- Bupati Solok serahkah Proposal ke Anggota DPR RI untuk Pelaksanaan IJD di Kabupaten Solok
- Rakor Adminduk : Disdukcapil Launching Inovasi JELAJAH 1302
- Pemkab Solok Hadiri Rapat Monev Pembagian Bendera Merah Putih untuk Peringatan HUT RI ke-80 secara Daring
- Rapat Pengendalian Danau Singkarak, Pemkab Solok Dorong Penyelamatan Ekosistem Dan Ikan Bilih
- Pemkab Solok Bersama Baznas Salurkan Bantuan Sembako dalam Rangka HUT RI ke-80
- Pemkab Solok Juara. Sejarah Terukir, Piala Bergilir Diboyong ke Bumi Markisah
- Bupati Solok Lepas Mahasiswa ke Timur Tengah dan Serahkan Reward Umroh ASN Terbaik
- Pelantikan DPD KNPI Kabupaten Solok Periode 2025–2028, Dorong Akselerasi Gerakan Pemuda
Dinas Kesehatan Upayakan Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Solok
Keterangan Gambar : Dinas Kesehatan Upayakan Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Solok
Arosuka (Kominfo), Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, melaksanakan Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati (Ranperbup) mengenai Penanganan dan Penurunan Stunting dan Rancangan Peraturan Bupati mengenai Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Bertempat di Mami Hotel Kota Solok, acara pembahasan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Sri Efianti, M. Kes, dan dihadiri oleh Kepala SKPD maupun Perwakilan SKPD yang tergabung dalam Tim Pembahas Ranperbup.
Dalam sambutannya, Sri Efianti memaparkan bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019, Kabupaten Solok berada pada urutan ke tiga jumlah penderita stunting terbanyak di Sumatera Barat, setelah Pasaman dan Pasaman Barat. Hal ini merupakan tantangan besar dan butuh kerjasama dari semua pihak, termasuk SKPD dalam rangka penanganan dan upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Solok. Stunting itu sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Anak stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal. Stunting dapat menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan akan berisiko menurunkan produktivitasnya.
Lebih lanjut Sri Efianti menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan anggaran dalam penanganan stunting di Kabupaten Solok. Oleh karenanya, perlu langkah-langkah yang cepat dan tepat dalam upaya penurunan jumlah penderita stunting di Kabupaten Solok. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah, dengan segera merumuskan dan menerbitkan regulasi penanganan dan penurunan stunting di Kabupaten Solok sebagai pedoman dalam mengambil langkah-langkah teknis di lapangan.
Baca Lainnya :
- DPPKBP3A Targetkan Kabupaten Solok Menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA)0
- Orientasi dan Pelantikan PMI Kecamatan se-Kabupaten Solok0
- Pemerintah Daerah Kabupaten Solok Tanda Tangani MOU dengan BPJS Ketenagakerjaan0
- Penyerahan Bantuan Mobil Ambulans Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok0
- Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka0
Pembahasan Ranperbup Penurunan Stunting ini berlangsung selama dua hari pada Kamis dan Jumat lalu (21-22/02). Selain membahas mengenai penurunan stunting, juga dilaksanakan pembahasan mengenai Penyelenggaraan STBM di Kabupaten Solok. Penyelenggaran STBM itu sendiri bertujuan untuk mewujudkan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.(admin)
