- Musrenbang Kecamatan Junjung Sirih 2025: Fokus pada Pembangunan Prioritas
- Rapat Koordinasi Digelar, Sekda Medison : Seluruh Jajaran OPD Sampai Ke Tingkat Nagari Loyal dan Dukung Penuh Visi Misi Kepala Daerah
- Bupati Dan Wakil Bupati Solok Kembali ke Solok Usai Retret Kepala Daerah di Malang
- Bupati dan Wakil Bupati Beserta Jajaran Pemda Kabupaten Solok Awali Bulan Ramadhan dengan Buka Puasa Bersama Masyarakat
- Dilanda Banjir, Respon Cepat Kab Solok Kirim Bantuan
- Call To Service Season 1: KIA Tertib, NISN Valid, Pemkab Solok Libatkan Guru SD dan TK
- Musda XIV KNPI Kabupaten Solok: Momentum Pemuda Mewujudkan Perubahan
- Pasca Dilantik, Wabup Solok Candra Pimpin Apel Gabungan Perdana Di Lingkungan Pemkab Solok
- RAPAT KOORDINASI PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK
- Gubernur Sumbar Bersama Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Silaturahmi dengan Perantau S3
Danau Singkarak
Wisata Alam Kabupaten Solok

Keterangan Gambar : Pemandangan Danau Singkarak Dari Puncak Gobah Aripan
Danau Singkarak terletak di Propinsi Sumatra Barat, yang terentang dalam dua wilayah adminstrasi yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Posisi geografisnya adalah antara 0o31’46” dan 0o42’20” LS (Lintang Selatan), antara 100o26’15” dan 100o35’55” BT (Bujur Timur). Ketinggian muka airnya (altitude) adalah 364 m di atas permukaan laut, dengan luas area 130 km2.
Panjang maksimumnya 23 km, sedangkan lebar maksimumnya 7 km. Kedalaman maksimumnya 269 m dengan kedalaman rerata 203 m. Keliling danau sekitar 50 km, dan volume danau 26,4 km3. Waktu tinggal (retention time) berkisar 57 tahun. Sungai yang keluar dari danau (outflow) hanya satu yakni Sungai/ Batang Ombilin.
Danau Singkarak terbentuk akibat proses tektonik dari sesar-sesar yang ada di sekitarnya. Danau ini merupakan bagian dari amblesan (graben) memanjang Singkarak-Solok yang merupakan salah satu segmen Sesar Besar Sumatra. Cekungan besar yang memanjang itu kemudian terbendung material letusan gunung api muda Merapi, Singgalang, dan Tandike di sisi barat laut. Di sisi tenggara terbendung oleh endapan material letusan Gunung Talang.
Baca Lainnya :
Danau Singkarak bertambah lebar seiring pergeseran dua sesar yang mengapit danau. Danau Singkarak diapit dua sesar pisah tarik (pull apart fault) yang merupakan bagian dari segmen Sianok dan segmen Sumani yang terpisah sejauh 7,5 km. Setiap kali terjadi gempa, terjadi pergeseran sesar yang bervariasi mengikuti kekuatan gempa. Total pergeseran Singkarak diperkirakan 23 km hingga terbentuk danau seperti yang ada sekarang ini. Evolusi luas Danau Singkarak itu berawal dari pergeseran 3 km, kemudian berkembang menjadi 8 km, 13 km, dan sekarang ini sekitar 23 km. Danau ini terus tumbuh, menandai pergeseran yang terus terjadi.
Ciri fisik Danau Singkarak
Posisi Geografi |
0o31’46” – 0o42’30” LS 100o26’15” – 100o35’55” BT |
Ketinggian (altitude) (m) |
364 |
Luas area (km2) |
130,1 |
Panjang maksimum (km) |
23 |
Lebar maksimum (km) |
7 |
Kedalaman maksimm (m) |
269 |
Kedalaman rerata (m) |
203 |
Keliling (km) |
50 |
Volume (km3) |
26,4 |
Luas daerah tangkapan air (km2) |
1.076 |
Waktu tinggal (retention time) (tahun) |
57 |
Sungai keluar (outflowing river) |
1 |
Beberapa sungai besar dan kecil bermuara ke Danau Singkarak antara lain, Sungai Sumpur, Sungai Baing, Sungai Paninggahan, Sungai Saningbakar, Sungai Muaro Pingai dan Sungai Sumani. Pintu keluar (outlet) dari Danau Singkarak mengalir ke arah timur melalui sungai Batang Ombilin yang kemudian menyatu dengan Sungai Indragiri di Propinsi Riau dan akhirnya bermuara di Selat Malaka. Sejak tahun 1998 air dari Danau Singkarak dialirkan pula melalui terowongan bawah tanah ke PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Singkarak di Asam Pulau.
Dari aspek keanekaragman hayati, tercatat ada 19 spesies ikan yang hidup di danau ini. Dari 19 spesies itu, tiga spesies diantaranya memiliki kepadatan tinggi yakni ikan bilih (Mystacoleucus padangensis), asang (Osteochilus brachmoides) dan rinuak (Psilopsis sp.). Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, turiak (Cyclocheilichthys dezwaani), Lelan (Osteochilus vittatus), Sasau/Barau (Hampala macrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides).
Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan endemik yang hanya terdapat di danau-danau Sumatra Barat, yakni di Danau Maninjau dan Singkarak. Ikan bilih normalnya berukuran kecil, panjang maksimalnya hanya sekitar 10 cm dengan sisik berwarna perak berkilauan. Ikan ini sangat terkenal sebagai bahan kuliner lokal yang banyak penggemarnya.
Salah satu peran penting Danau Singkarak adalah karena airnya sebagai pasokan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Air dari danau ini disalurkan lewat terowongan bawah tanah yang dibangun mulai tahun 1992 sepanjang 19 kilometer ke PLTA Singkarak di Desa Asam Pulau, Lubuk Alung Pariaman. PLTA Singkarak ini beroperasi penuh sejak tahun 1998 dengan kapasitas yang cukup besar yakni 175 MW.
Dengan dibangunnya terowongan ini (terowongan bawah tanah yang terpanjang di Indonesia) maka saluran keluar (outlet) Danau Singkarak tidak hanya melalui Sungai Ombilin tetapi juga lewat saluran terowongan ke PLTA Singkarak. PLTA ini menggunakan air Danau Singkarak sebanyak 10-12 m3/detik.
Danau Singkarak berjarak +90 KM dari Bandara International Minangkabau dan +35 KM dari Ibukota kabupaten Solok Arosuka, Danau Singkarak menyajikan pemandangan alam yang indah dengan latar belakang Pegunungan Bukit Barisan. Oleh karna itu Danau Singkarak sudah sejak lama menjadi objek tujuan wisata, tidak saja bagi wisatawan nusantara tetapi juga bagi wisatawan mancacenagara. Beragam jenis kegiatan wisata telah berkembang di kawasan ini. Selain wisata alam untuk menikmati suguhan keindahan alam, juga berkembang wisata air misalnya berenang di danau yang tenang dan jernih, bersampan atau berperahu motor keliling danau, atau memancing.
Wisata kuliner juga salah satu pilihan, terutama terkait dengan berbagai sajian berbasis Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis), ikan endemik di danau ini, yang sangat digemari banyak orang. Selain itu Danau Singkarak menjadi bagian dari Tour de Singkarak, sebuah event balap sepeda tingkat intrenasioal yang diselenggarakan tiap tahun, sejak tahun 2009. Tour de Singkarak tak hanya sekadar lomba balap sepeda di jalan raya, namun juga pengenalan budaya dan keindahan alam Sumatera Barat. Sepanjang rute yang harus ditempuh, peserta akan disuguhi pemandangan keberagaman budaya Minang dan juga keindahan alam Sumatera Barat. (sy/kominfo - sumber)
